Undur-undur
adalah sebutan untuk kelompok serangga dari famili Myrmeleontidae
(kadang-kadang salah dieja sebagai Myrmeleonidae). Di dunia ini
diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur dan mereka tersebar
di seluruh dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir.
Nama
"undur-undur" diberikan pada hewan ini karena kebiasaan larvanya
berjalan mundur saat menggali sarang jebakan di tanah. Di daerah Barat,
hewan ini dikenal dengan nama antlion (semut singa). Nama itu
diberikan karena kebiasaan larvanya yang memburu semut secara ganas
dengan cara menggali jebakan di dalam tanah sehingga dianggap sebagai
"singanya para semut".
LESTARIKAN
binatang undur-undur karena dipercaya sebagai obat diabetes, namun
undur-undur kini sulit didapat karena habitatnya lenyap oleh
bangunan-bangunan modern. Oleh karena itu, kini saatnya untuk kembali
pada alam dengan melestarikan binatang undur-undur.
Undur-undur
berkhasiat mengobati penyakit diabetes, terbukti secara medis, bahkan
para dokter menganjurkan pasiennya untuk memakan binatang undur-undur
yang masih hidup tanpa harus dibersihkan air terlebih dahulu. Kalau
terkena air khasiatnya akan hilang. Yang dapat dipercaya menyembuhkan
diabetes dari binatang undur-undur ini salah satunya adalah bulunya.
Undur-undur
juga tidak boleh dimakan dalam keadaan mati. Jika merasa jijik, pasien
bisa memasukkan ke kapsul kosong lalu dimakan dengan dorongan air.
Kekuatan
hidup undur-undur jika di tempat terbuka (bukan di tanah gembur) bisa
bertahan selama dua hari, jika disediakan tanah gembur, akan bertahan
hidup cukup lama. Dan tak lupa diberi bubuk roti sebagai makanannya.
Undur-undur
hidup di dalam tanah kering gembur, tidak berlembap, dan biasanya
berada di daerah perkampungan karena kalau di kota sekarang ini tanahnya
sudah terkontaminasi dengan berdirinya gedung-gedung bertingkat dan
tanah berubah menjadi aspal dan tembok. Sedangkan habitat undur-undur
adalah tanah gembur yang tidak berlembap. Undur-undur yang berkualitas
biasanya terdapat di daerah pegunungan.
Dengan kembalinya pada
alam, undur-undur adalah salah satu penawar untuk penyakit diabetes,
semoga saja alam bisa menjawab keluhan penderita diabetes dan masyarakat
ataupun pemerintah mampu menjaga kelestarian undur-undur. Kalau bukan
kita, siapa lagi?
Gambar : Undur-undur
Samurai adalah istilah untuk
perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang
kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya
menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.
Istilah
yang lebih tepat adalah bushi (harafiah: "orang bersenjata") yang
digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan
untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya,
ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan
klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang
ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.Samurai
dianggap mesti bersopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa
berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era
Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo,
dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji
pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan
digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun
juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap
ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup
mereka yang lain.Perkataan
samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di mana bila
seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang
suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era
Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal
abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai.
Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.Pada
era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga
digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang,
walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang
(kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.Samurai
menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata
yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa
katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa
seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran. Mereka
percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian
dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa
Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal
sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata
utama sampai massa Edo.
Apabila
seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali
sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah
wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. Ini dapat
diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat
dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja.
Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti
besar dan kecil.
Senjata
samurai yang lain adalah yumi atau busar komposit dan dipakai selama
beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada abad ke-16. Busur
komposit model Jepang adalah senjata yang bagus. Bentuknya memungkinkan
untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan
panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100
meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi
diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di
belakang Tedate yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga
digunakan dengan menunggang kuda.
Latihan
memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame.
Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi
senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu
memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan
keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.
Sumber : http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2009/09/kesatria-samurai-from-japan.html
Another summer day,
Has come and gone away,
In Paris and Rome,
I want to go home,
Mmmmmm
Maybe surrounded by,
A million people I,
Still feel all alone,
I just want to go home,
Oh I miss you, You know,
And I’ve been keeping all the letters,
That I wrote to you,
Each one a line or two,
I’m fine baby how are you,
Well I would send them but,
I know it’s that it’s just not enough,
The words were cold and flat,
And you deserve more, Than that,
Another aeroplane,
Another sunny place,
I’m lucky, I know,
But I want to go home,
I’ve got to go home,
Let me go home
I’m just to far,
From where you are,
I’ve got to come home,
Let me come home,
I’ve had my run,
Baby I’m done,
I want to come home,
And I feel just like,
I’m living,
Someone else’s life,
It’s like i just stepped outside,
When everything was going right,
And I no just why you could not come along with me,
’Cause this was not your dream,
But you always believed in me,
another winter day,
Has come and gone away,
In either Paris and Rome,
And I Want To Go Home,
I miss you, You know,
Let me go home,
I’ve had my run,
Baby I’m done,
I want to go home,
Let me go home,
It’ll all be alright,
I’ll be home tonight,
I’m coming back home.
THE LONGBOW, defined as one over 4 ft. in length,
was probably first used by the Germans or Scandinavians in about 500 AD.
In about 1000 AD it was being used in Wales but it is not known if it was
developed there independently or if it was borrowed from other parts of
Europe. Around 1300, during a skirmish with the Welsh, an English
knight received a wound from an arrow that had penetrated his chain
mail, passed through his thigh, the chain mail on the other side of his
leg, a wooden saddle and wounded the horse. The English decided this was
a weapon with real potential as lowly infantry could handle a weapon
that could defeat the finest armor. Early tests showed that the longbow could fire an arrow with such force
that it could penetrate a four inch oak door with a handspan of the
arrow’s shaft exposed on the other side.
The first time it played a major role was at the Battle of Falkirk in
1298 when Edward I defeated William Wallace, largely due to a
devastating hail of arrows from Welsh archers against the Scots.
English archers proved decisive against the French during the 100 Years
War (1337-1453) at the battles of Crecy, Poitiers and Agincourt. Each
of these major victories were won against far larger French armies.
The best longbows were made of yew. The staves were cut in winter when
no sap was running, from the junction of the inner heartwood and the
outer sapwood. The staves were seasoned and worked on gradually over a
period of three to four years. Today only six longbows survive, none
from the "golden age" and sources do not agree on the dimensions. Most
give the length as about 70in. with a drawing pull of 75-100lbs. The
arrows were between 27-36in. long. A trained archer could shoot 12
arrows a minute, but some sources say that the most skilled archers
could fire twice this number. The arrow could wound at 250 yards, kill
at 100 yards and penetrate armor at 60 yards.
At the battle of Agincourt in 1415, 1,000 arrows were fired every
second. After the battle, observers wrote that the white feathers from
the flights were so thick on the ground, it looked like snow.
The surviving examples of longbows look unfinished and it is probable
that most of the bows had this appearance: the junction of the inner and
outer woods would rarely be straight but this was not important.
Interestingly English yew was not considered suitable to make bows and
the staves were imported, largely from Italy and Spain. To ensure a
regular supply, each ton of certain imports, including wine, had to be
accompanied by 10 yew staves.
The French did not at first credit the major victories of the English
to the longbow but to the other tactics, especially the use of the
English knights fighting on foot. The French did start to train some
infantry in the use of the longbow in the late 1300s but the king was
most concerned about peasants having such powerful weapons and the idea
was dropped.
The training adopted by the English was rigorous. All sports were
banned on Sundays and men between 12 and 65 were expected to practice
their archery. Every man with an income of over £2 a year was required
to own a bow.
The longbow was the most powerful weapon in Europe from about 1300 to
1588. In that year, the Spanish Armada, aware of the English skill with
the longbow, armed their troops with bows. The English however
experimented by having 10,000 harquebusiers (early firearms) which
proved superior. However, the longbow still had its supporters. After
the Battle of Waterloo in 1815, a senior British officer seriously
suggested the readoption of the longbow by the infantry.
(adapted from : www.History-Magazine.com)